Depresi Lansia: Kenali Tanda & Dapatkan Bantuan Psikologis Segera

Depresi lansia adalah masalah kesehatan mental yang seringkali terlewatkan atau dianggap sebagai bagian normal dari penuaan. Padahal, depresi bukan kondisi alami yang harus diterima. Kondisi ini dapat secara signifikan mengurangi kualitas hidup, memperburuk penyakit fisik, dan bahkan meningkatkan risiko kematian. Mengenali tanda-tandanya dan segera mencari bantuan psikologis adalah langkah krusial.

Berbeda dengan kesedihan biasa, depresi lansia bersifat persisten dan mengganggu fungsi sehari-hari. Tanda-tanda umumnya meliputi perasaan sedih, hampa, atau putus asa yang berlangsung lebih dari dua minggu. Lansia mungkin juga kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya disukai.

Perubahan pola tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan, juga bisa menjadi indikasi. Kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan, diikuti perubahan berat badan yang drastis, adalah gejala lain. Energi yang rendah, kelelahan konstan, dan kesulitan berkonsentrasi turut menandai depresi lansia.

Lansia yang mengalami depresi mungkin juga menunjukkan iritabilitas, kecemasan, atau kegelisahan yang tidak biasa. Mereka bisa menarik diri dari lingkungan sosial, menolak bertemu teman atau keluarga. Dalam kasus yang parah, ada pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Sayangnya, depresi lansia sering tidak terdiagnosis karena gejala-gejalanya tumpang tindih dengan kondisi medis lain atau dianggap sebagai ‘penuaan wajar’. Stigma terkait kesehatan mental juga menghalangi lansia untuk mencari bantuan. Keluarga dan pengasuh perlu lebih peka.

Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda depresi, segera cari bantuan psikologis. Dokter umum bisa menjadi titik awal. Mereka dapat merujuk ke psikiater, psikolog, atau terapis yang berpengalaman dalam menangani lansia. Jangan tunda penanganan.

Terapi bicara, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT), terbukti sangat efektif untuk depresi. Terapi ini membantu lansia mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku negatif. Dukungan dari terapis dapat memberikan strategi koping yang sehat.

Selain terapi, dalam beberapa kasus, obat antidepresan mungkin diresepkan oleh psikiater. Obat ini perlu dipantau ketat karena lansia bisa lebih sensitif terhadap efek samping. Kombinasi terapi dan obat seringkali memberikan hasil terbaik untuk mengatasi depresi lansia dan memulihkan kualitas hidup.

Tulisan ini dipublikasikan di Berita, Edukasi, Kesehatan. Tandai permalink.